Ketua Satgas Covid-19 Mengatakan Corona Varian Delta Melayang Diudara, Penularannya Sangat Cepat

Jakarta - "Yang jelas, transmisi cepat dari Varian Delta bukan candaan," tulis Ketua Satgas COVID-19 IDI, Prof Zubairi Djoerban dalam sebuah posting-an Twitter, Jumat (25/6).

Itulah yang sedikit diketahui tentang varian Delta yang kini tengah mewabah di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Simpulan Prof Zubairi ini dilandaskan pada penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Australia yang melihat bagaimana corona Delta melompat dengan cepat dari satu orang ke orang lain.

Diberitakan The Guardian, Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berijiklian, menggambarkan bagaimana ngerinya varian Delta menyebar dengan cepat di Sydney, ketika sebuah CCTV memperlihatkan dua orang berjalan berpapasan di Bondi Junction Westfield terpapar infection corona yang melayang di udara dengan cukup lama.

Saking cepatnya, varian Delta disebut sebagai virus paling baik dalam menginfeksi satu orang ke orang lain. Kepala petugas kesehatan Queensland, Dr Jeanette Youthful, telah melontarkan pengumuman akan menutup wilayahnya dari para pelancong asal Sydney yang kini menjadi episentrum virus SARS-CoV-2.

Youthful mengatakan, penularan virus corona tidak lagi membutuhkan waktu hingga 15 menit, namun dimungkinkan bisa dalam waktu hitungan detik. "Dengan varian Delta, kami melihat kontak yang sangat singkat yang mengarah ke transmisi," kata Youthful.

Prof Nancy Baxter, peneliti di Melbourne College, mengatakan bahwa penularan lewat kontak singkat ini adalah contoh akurat dari sifat infection di udara. Dengan begitu, seseorang lebih rentan terpapar corona ketika melakukan kontak erat, bahkan ada potensi partikel infection masih berada di udara dan terhirup oleh orang lewat.

Oleh karena itu, Baxter menyarankan perlunya penelitian lebih jauh pada penularan melalui udara, khususnya di bulan-bulan musim dingin.

"Orang-orang masih terjebak dalam pola pikir pembersih tangan dan mencuci tangan, padahal sebenarnya pesan yang harus kita keluarkan adalah udara yang Anda hirup," kata Prof Raina Macintyre, kepala program penelitian biosecurity di University of New South Wales's Kirby Institute.

"Ventilasi membuat perbedaan. Jika Anda sedang didatangi orang, buka jendelanya. Jika Anda sedang mengendarai mobil bersama orang lain, buka jendelanya sedikit saja. Pakailah masker. Ini adalah udara bersama yang paling penting."

Menurut information Inggris, varian Delta 60 persen lebih mudah menular ketimbang varian Alpha. Delta telah mengungguli varian virus corona lainnya. Di Inggris, delta menyumbang sekitar 99 persen dari infeksi baru. Sementara untuk masa inkubasi varian Delta, gejala akan muncul empat hari setelah seseorang terpapar corona.

Varian Delta juga telah dikaitkan dengan risiko tinggi pengidapnya dirawat di rumah sakit. Maka, tak heran jika varian Delta lebih banyak menginfeksi dan menyebabkan jatuhnya korban.

"Varian Delta memang menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar masih bisa bekerja melawan varian Delta ini," kata Prof Zubairi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Polisi Masih Memburu Penyuplai Narkoba Jenis LSD yang di Konsumsi Artis Jeff Smith

Polisi Berhasil Menangkap Penculikan Anak yang Ditukar Dengan Beras 3 Karung, Pelaku Ditangkap di Perumahan Elit Kota Makasar

Kasus Sate Beracun di Bantul, Terdakwa Meminta Keringanan Hukuman